Kamis, 03 September 2009

DeNyut DUNIA LAIN KU

Komunitas Pengguna Sepeda Motor Honda Tiger Revo. Inilah dunia baruku. Sebuah dunia kehidupan yang beda 180 derajat ditinjau dari latar belakang pendidikanku, latar belakang sosio kulturalku dan dilihat dari latar belakang kegiatan ku dalam keseharian.

De Nyu Tiger Revolution Cruiser (DeNyut RC), begitu nama resmi organisasi yang baru di hari Mingu 26 Juni 2009, kemarin aku resmi menjadi anggota setelah melewati prosesi pelantikan (di sebuah Villa di bilangan Sukabumi Jawa Barat) yang meski melelahkan tapi cukup memberi banyak pengetahuan untukku.

Untuk bisa mengikuti pelantikan, calon anggota wajib mengikuti lima kali pertemuan Kopi Darat (Kopdar) dalam waktu tiga bulan. Setelah itu calon anggota wajib mengikuti “touring wajib” bersamaan dengan akan dilaksanakan pelantikan. Untuk persyaratan Kopdar, alhamdulillah, puji Tuhan, dalam tempo kurang dari dua bulan aku sudah mengikuti delapan kali pertemuan berturut-turut. Mudah-mudahan kedepannya aku bisa selalu hadir pada Kopdar rutin tiap malam Minggu jam 22.00 WWIB yang tempatnya persis di depan Monas (Monumen Nasional), eks lokasi Taman Ria Monas tempo doeloe, tak jauh dari patung kuda.

Sebagai “warga” Dunia Baru, wajar bila aku terkekeh-kekeh geli dalam batin saat kali pertama menyaksikan peragaan kode-kode penunjuk jalan ketika berada di jalan raya. Kode-kode yang baru aku kenal itu banyak aku temukan terutama saat-saat diperjalanan (dari Taman Makam Pahlawan Kali Bata Jakarta Selatan) menuju lokasi pelantikan di daerah Sukabumi Jawa Barat, beberapa hari yang lalu.

Pengendara paling depan akan mengangkat tangan dengan menunjukkan satu jari tangan untuk memberi tahu kepada anggota lain dibelakangnya bahwa formasi perjalanan harus satu baris dari depan ke belakang. Ini biasanya dilakukan ketika jalan yang dilalui cukup sempit dan tak mungkin digunakan dua baris kendaraan motor ke belakang. Jika jalan dirasa cukup luas, maka pengendara yang paling depan akan mengangkat tangan sambil menunjukkan dua jari, lalu diikuti oleh pengendara motor dibelakangnya dan diikuti lagi oleh pengendara motor dibelakangnya lagi. Begitu seterusnya sampai pengendara motor yang paling belakang.

Kelak jika perjalanan akan belok ke arah kanan, pengendara paling depan akan mengangkat tangan (kiri) nya sambil memelengkungkan ke arah kanan yang kemudian ditiru oleh pengendara di belakangnya dan di ikuti oleh pengendara lain yang dibelakangnya lagi sampai pengendara motor yang ada di paling belakang. Nanti, jika di jalan ditemukan jalan berlobang, maka pengendara motor yang paling depan akan mengarahkan kakinya ke lubang yang dilihatnya, untuk kemudian ditiru oleh pengendara yang dibelakangnya dan ditiru lagi oleh pengendara yang dibelakangnya lagi. Begitu seterusnya sampai pengendara motor yang ada dibarisan paling belakang. Terlihat indah dan kompak sekali perjalanan bersama sesama anggota komunitas.

Indah oleh karena apa yang dilakukan pengendara paling depan dilakukan tanpa pamrih. Ingin agar yang dibelakangnya tidak tersesat dan terjungkal lobang. Sikap tanpa pamrih itu berlangsung seperti irama yang jatuh dalam tempo yang pas dan berurutan. Dan jelas ini menjadi keindahan bersama.

Kompak oleh karena semua anggota melakukan hal yang sama dengan niat yang sama, yang akan melahirkan sikap waspada yang sama. Jelas, tindakan yang demikian ini akan membentuk kekompakan secara bersama pula.

Sungguh. Jika kita bersepakat bahwa hidup di dunia ini adalah proses perjalanan pulang menuju Tuhan, sekiranya keindahan dan kekompakan diatas kita aplikasikan dalam keseharian, kita akan menemukan meski hidup didunia penuh terjal dan aral, hidup di dunia akan terasa indah, damai dan tak membosankan. Aku yakin jika ada orang mengalami depresi menghadapi kenyataan hidup di dunia, itu terjadi karena ia tidak berselaras dengan kode-kode kehidupan.

Selamat datang DeNyut, dunia baruku.

Tanah Abang
Jum’at 03 Juli 2009 M
10 Rajab 1430 H
Jam: 00.31 WWIB dinihari